JIMAT, CARA MEMBUATNYA
Ki Syar kowi
syarkowi@gmail.com
syarkowi@gmail.com
Pada
kesempatan kali ini saya berniat untuk berbagi pengetahuan di Kampus
wong Alus untuk pembaca tercinta. Agar tidak ada kerancuan serta salah
persepsi dan dugaan yg bukan2, maka dalam hal ini saya akan sedikit
menjelaskan sumber dari artikel ini saya peroleh, seperti artikel2 saya
yang sebelumnya yang saya kirimkan ke Blog Kampus Wong ALus ini memang
sudah terlebih dahulu ada di Blog Padepokan Alam Illahi, Blog saya dan
teman2 di perguruan.
Azimat,
biasa disebut rajah, jimat, azamah, dan lain-lain biasanya berupa
tulisan bertuah atau tulisan yang mempunyai hasiat khusus. Banyak orang
mempercayai rajah yang ditulis orang tertentu adalah tulisan keramat
dengan khasiat yang bisa dirasakan manfaatnya. Pada kitab-kitab yang
bertuliskan bahasa Arab banyak dijumpai tulisan azimat ini yang memang
diakui memiliki sejumlah khasiat yang tidak diragukan lagi sejak zaman
dahulu. bahkan parawali dulu juga ada yang menggunakan berbagai macam
rajah dalam kehidupannya.
Ada
banyak sekali macam dan ragam Bentuk Rajahan atau Azimat sesuai dengan
khasiat dan keperluannya, namun saya tidak menampilkan seluruhnya, takut
nanti ada protes yg bukan2, jadi kalo ada yg ingin jelas berbagai macam
azimat baik itu untuk jaga diri, pagar rumah, pelarisan, pangasiahn,
kesaktian, kedigjayaan kekuatan serta kekebalan. maka nanti akan dibahas
selanjutnya. Dalam hal ini saya berpatokan dan saya terjemahkan dari
Kitab Kumpulan Ilmu Ghaib karangan Imam Ghazali.
Kali
ini saya akan Beberkan kepada para pembaca Kampus Wong Alus bagaimana
membuat tulisan atau rajah berkhasiat khususnya yang digunakan untuk
mempermudah mencari rejeki, atau biasa disebut penglarisan ( menarik
perhatian orang supaya membeli dagangan ) yang kita jual.
Sebenarnya
siapa saja bisa membuat Azimat ini asal syarat-syaratnya terpenuhi.
Baiklah tidak usah bertele2 lagi akan langsung saya bahas, Azimat ini
saya kutib dari beberapa kitab berbahasa arab khususnya Kitab Kumpulan
Ilmu Ghaib karangan Imam Ghazali, dalam Kitab tersebut terdapat banyak
sekali kumpulan2 ilmu ghaib karangan beliau :
1. Biasanya azimat ditulis tangan pada hari Senin, Kamis, Jum’at
2. Menulis Azimat harus saat suasana sepi, para pembuat azimat biasa menulis pada tengah malam, tetapi walaupun tengah malam , jika ada suara gaduh penulisan azimat hendaklah dibatalkan.
3. Suci dari hadas besar maupun kecil
4. Sudah melaksanakan Sholat fardlu. Walaupun jam 12 malam jika belum sholat Isya’ ( tidak boleh ). Disarankan ditambah dengan sholat sunnat sebelum menulis.
5. Pada hari penulisan tidak boleh melakukan ma’siat atau dosa lain sehari penuh baik antara hubungan dengan Allah maupun dengan manusia. Jadi jika pada pagi hari Anda berbohong, atau marah, atau melakukan perbuatan negatif lainnya, maka pada hari itu Anda tidak disarankan menulis azimat. Para pembuat azimat biasa melakukan puasa untuk menghindari ma’siat ini.
6. Semua alat yang digunakan untuk menulis azimat atau bahan lainnya adalah milik sendiri, tidak pinjam atau tidak di dapat dari hutang ( baik itu tinta, kertas, dll ).
7. Pada saat menulis , lidah ditekuk ke atas pada langit-langit ( seperti melafalkan ‘L’ ) dan menghadap ke arah qiblat dengan memakai wangi-wangian. Orang dahulu biasa menggunakan kemenyan. Dan tidak boleh menggunakan alas ( seperti meja, kursi, bangku dll ), jangan lupa untuk menggunakan tinta yang tidak luntur dan berwarna hitam ( dalam hal ini tinta dari Cina dan dicampur dengan minyak Za’faron ) sangat dianjurkan.
2. Menulis Azimat harus saat suasana sepi, para pembuat azimat biasa menulis pada tengah malam, tetapi walaupun tengah malam , jika ada suara gaduh penulisan azimat hendaklah dibatalkan.
3. Suci dari hadas besar maupun kecil
4. Sudah melaksanakan Sholat fardlu. Walaupun jam 12 malam jika belum sholat Isya’ ( tidak boleh ). Disarankan ditambah dengan sholat sunnat sebelum menulis.
5. Pada hari penulisan tidak boleh melakukan ma’siat atau dosa lain sehari penuh baik antara hubungan dengan Allah maupun dengan manusia. Jadi jika pada pagi hari Anda berbohong, atau marah, atau melakukan perbuatan negatif lainnya, maka pada hari itu Anda tidak disarankan menulis azimat. Para pembuat azimat biasa melakukan puasa untuk menghindari ma’siat ini.
6. Semua alat yang digunakan untuk menulis azimat atau bahan lainnya adalah milik sendiri, tidak pinjam atau tidak di dapat dari hutang ( baik itu tinta, kertas, dll ).
7. Pada saat menulis , lidah ditekuk ke atas pada langit-langit ( seperti melafalkan ‘L’ ) dan menghadap ke arah qiblat dengan memakai wangi-wangian. Orang dahulu biasa menggunakan kemenyan. Dan tidak boleh menggunakan alas ( seperti meja, kursi, bangku dll ), jangan lupa untuk menggunakan tinta yang tidak luntur dan berwarna hitam ( dalam hal ini tinta dari Cina dan dicampur dengan minyak Za’faron ) sangat dianjurkan.
8. Shalat 2 rakaat, kemudian tawasul sebagimana kita tawasul hendak mendalami ilmu2.
9. Selesai menulis lalu untuk mengusir hawa panas dari Azimat tersebut bacalah Shalawat sebanyak-banyknya.
10. Selesai menulis atau membuat Azimat baca ” Inna Fatahna Laka Fatham Mubiin ” 7 kali.
9. Selesai menulis lalu untuk mengusir hawa panas dari Azimat tersebut bacalah Shalawat sebanyak-banyknya.
10. Selesai menulis atau membuat Azimat baca ” Inna Fatahna Laka Fatham Mubiin ” 7 kali.
Setelah itu, Azimat dapat digunakan sesuai dengan khasiat dan manfaatnya. @@
Tidak ada komentar:
Posting Komentar